Penyebab Pasar Tradisional Kalah Bersaing dengan Ritel Modern
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan tiga hal yang membuat pasar ritel tradisional kalah bersaing dengan pasar ritel modern.
Dia menjelaskan, hal pertama yakni, kondisi pasar ritel modern yang lebih bersih dibandingkan pasar tradisional. Sehingga, masyarakat lebih memilih pasar ritel modern, karena bisa berbelanja dengan nyaman.
"Dia (pasar ritel tradisional) sudah jelek, bau, dan kotor. Jadi dibanding pasar ritel modern yang ber-AC, bersih, dan terang," kata Enggartiasto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (4/1/2017).
Mantan Ketua Real Estate Indonesia (REI) ini melanjutkan, hal kedua adalah akses barang yang didapatkan oleh pedagang di pasar tradisional. Pasar ritel modern yang mendapatkan suplai barang dari pemilk pabrik langsung.
"Ketiga, modal, Kalau pedagang besar modalnya kuat, sedangkan pedagang kecil dia harus bayar tunai," tutur dia.
Mendag melanjutkan program perbaikan atau revitalisasi pasar tradisional pada tahun ini.
Sebanyak 1.592 pasar tradisional akan direvitaliasi oleh Kemendag pada tahun ini.
Dalam revitalisasi tersebut pasar tradisional akan diubah menjadi seperti pasar ritel modern, seperti pemasangan pendingin ruangan.
"Selain itu kami panggil pasar ritel modern dan mereka (pasar ritel modern) harus supply atau bikin grosirnya dengan harga yang sama ke pedagan ritel tradisional," tutur dia.
"Terkait modal kami kerja sama dengan perbankan yang mana pedagang pasar dikasih kredit modal kerja dengan sistem rekening koran. sehingga dia (pedagan pasar) punya uang, dia angsur," pungkas dia.
Posting Komentar untuk "Penyebab Pasar Tradisional Kalah Bersaing dengan Ritel Modern"
Berkomentar dengan bijak itu sebuah pilihan yang baik :)